ANGKASAREVIEW.COM – Bila tak ada aral melintang, Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) akan mendapatkan enam unit drone intai taktis ScanEagle dari Amerika Serikat. Diproyeksikan drone buatan Insitu Inc. (anak perusahaan Boeing) ini menjadi bagian penerimaan alutsista TNI untuk TA 2019 ini.
Sobat AR, situs janes.com mewartakan drone ScanEagle tersebut merupakan hibah dari AS untuk negara sahabat di kawasan Asia Tenggara sebagai bagian dari program MSI (Maritim Security Initiative). Selain Indonesia, negara lainnya yakni Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga mendapatkan ScanEagle.
Paket MSI akan meningkatkan kemampuan keempat negara untuk melindungi wilayah maritim dan sumber daya ekonominya. Wahana ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian).
Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle telah digunakan oleh Angkatan Laut (AL) Singapura. Pengguna lainnya adalah AL dan Angkatan Darat (AD) Australia. Bahkan, ScanEagle milik Militer Australia telah teruji perang (battle proven) saat digunakan di palagan Iraq.
Menganai drone ScanEagle sendiri, wahana intai ini memiliki spesifikasi panjang 1,5 m, rentang sayap 3,1 m, dan muatan 3,4 kg. Drone dengan MTOW 22 kg ini digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.
Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup nongkrong di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.
Untuk muatan, ScanEagle dilengkapi kamera infra merah gelombang pendek garapan Goodrich Sensors dan sensor termal DRS E6000 beresolusi tinggi 640×480 piksel.
Sobat AR, lalu yang menjadi pertanyaan adalah, akan ditempatkan di manakah ScanEagle untuk Penerbal nantinya? Dikutip dari Janes, Penerbal akan membentuk skadron baru yang khusus mengoperasikan pesawat intai tak berawak. Skadron tersebut bernama Skuadron Udara 700.
Namun pada awal dasawarsa 1970-an, skadron berangka depan ganjil dibekukan karena armadanya harus di-grounded. Baru pada pertengahan tahun 1970-an bertambah sebuah skadron baru yakni Skuadron Udara 800, melengkapi skadron berangka genap lainnya 200, 400, dan 600.
Kehadiran Skuadron Udara 700 sendiri tentunya melengkapi penomoran urut skadron Penerbal lain sebelumnya. Rencananya Skuadron Udara 700 akan bermarkas di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur bergabung bersama Skuadron Udara 400, 600, dan 800 bagian dari Wing Udara 1/Gegana Pusaka Samudra.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron
Moga-moga onboard di LPD atau Van Speijk yg gak bakal direpotkan dengan ukuran alat launch&recovery drone yg lumayan makan tempat